Let’s confuse kids nowadays.

Ingatkah Anda akan sebuah acara televisi, dimana tokoh utamanya berjas hitam, bertopi panjang, berjanggut tebal, berkacamata hitam, dan dikawal polisi karena membawa koper hitam berisi uang tunai untuk orang-orang tak mampu?

Atau ingatkah Anda akan sebuah kuis pendamping pagi hari Anda, dimana pesertanya terdiri dari 5 tim dengan masing-masing tim berjumlah 100 orang?

Jika Anda mengingat nama dari kedua acara tersebut, itu artinya Anda termasuk generasi yang pernah menikmati acara televisi Indonesia di era 2000-an awal. Dua paragraf di atas adalah ciri khas dari dua acara televisi Indonesia: Uang Kaget yang pernah tayang di RCTI, dan Kuis Siapa Berani yang pernah mengudara di Indosiar.

Kedua acara tersebut kini dibangkitkan kembali di stasiun televisi yang berbeda. Uang Kaget tayang di GTV (masih satu grup dengan RCTI), sedangkan Kuis Siapa Berani tayang di stasiun TV pertama Indonesia, TVRI. Meski berbeda jenis, konseptor dari acara tersebut sama-sama dirintis oleh satu orang, yaitu Helmy Yahya.

Adik kandung dari Tantowi Yahya ini memang dikenal sebagai “Raja Kuis dan Reality Show Indonesia”. Banyak program kuis dan reality show di pertelevisian Indonesia yang dirintis oleh beliau melalui Triwarsana, rumah produksi yang beliau dirikan.

Siapa sangka, berbagai karya rintisannya tersebut kini bisa mengantarkan beliau ke singgasana tertinggi di TVRI? Bahkan, mengutip wawancara IDN Times, dirinya sendiri juga sempat ragu untuk berjuang mendapatkan singgasana tersebut.

Lalu, bagaimana cerita Helmy Yahya selama menduduki posisi TVRI 1? Mari kita kilas balik perjalanan sang “Raja”.

Berawal dari Seleksi Umum Terbuka Direksi TVRI

Pada pertengahan tahun 2017, TVRI membuka lowongan kerja terbuka untuk posisi Direktur Utama, Direktur Utama, Direktur Program dan Berita, Direktur Keuangan, Direktur Teknik, Direktur Umum, dan Direktur Pengembangan dan Usaha untuk masa jabatan 2017-2022.

Mengutip situs resminya yang dimuat ulang detikFinance, proses seleksinya dilakukan oleh Panitia Seleksi Calon Direksi TVRI yang independen dan berasal dari luar TVRI dengan beragam latar belakang. Mereka ditunjuk oleh Dewan Pengawas TVRI dan menjalankan tugas berdasarkan SK Direktur Utama TVRI no. 135/KEP/I.1/TVRI/2017.

Seleksi tersebut membuahkan nama-nama kandidat direksi baru TVRI. Dilansir dari Moneter, saingan Helmy Yahya juga sudah “makan asam garam” di bidang pertelevisian.

Saingan pertama adalah Rizal Mustary, seorang konsultan komunikasi. Beliau banyak terlibat di redaksi pemberitaan televisi. Kiprahnya merentang dari SCTV, TransTV, hingga Astro Awani (stasiun TV berita in-house dari televisi berbayar Astro Nusantara). Saat ini, beliau menjabat sebagai direktur dari Content Creative Indonesia (CCI).

Sedangkan saingan kedua adalah Dudi Hendrakusuma. Dalam dunia televisi dan media, beliau pernah menjabat sebagai konsultan media, presiden direktur ANTV, direksi Trans Corp, serta Chief Content Officer di VIVA. Saat ini, beliau aktif sebagai dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia.

Setelah melalui uji kelayakan dan kepatutan, akhirnya Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI memilih Helmy Yahya sebagai Direktur Utama TVRI. Selain dirinya, ada juga Apni Jaya Putra yang terpilih sebagai Direktur Program dan Berita; Isnan Rahmanto sebagai Direktur Keuangan; Supriyono sebagai Direktur Teknik. Lalu ada Tumpak Pasaribu sebagai Direktur Umum dan Direktur Pengembangan dan Usaha dijabat oleh Rini Padmirehatta.

“Mereka yang terpilih adalah calon yang mendapatkan skor tertinggi di masing-masing direktorat,” seperti dikutip Kontan dari surat hasil penilaian Dewan Pengawas LPP Televisi Republik Indonesia (TVRI).

Pelantikan direksi baru TVRI 2017 – 2022 di GPO TVRI, Senayan, Jakarta | NUSANTARATV

Helmy Yahya, bersama kandidat terpilih lainnya, selanjutnya dilantik pada Rabu (29/11/2017) di Ruang Serba Guna GPO LPP TVRI, Senayan, Jakarta. Mengutip Tempo, beliau memiliki empat prioritas kerja untuk membenahi stasiun televisi yang didirikan pada tahun 1962 itu. Keempat prioritas itu adalah:

  • mengemas ulang program-program TVRI dengan tampilan yang kekinian;
  • penyegaran Sumber Daya Manusia (SDM);
  • memperbaiki administrasi dan kondisi keuangan;
  • dan pembaruan teknologi penyiaran.

Mengusung #KamiKembali

Setelah direksi baru dilantik, TVRI langsung melakukan gebrakan dengan menyajikan rangkaian acara menarik, mulai dari Tribute to Pavarotti, Konser The Groove & Friend, Konser Kebangsaan bersama Dwiki Dharmawan, Dendang Elvie Sukaesih, Jejak Langkah Chrisye dan 55 Tahun Ernie Djohan.

BroadcastMagz melaporkan, TVRI menyajikan “Konser Sambut 2018 #kamikembali” pada hari Minggu 31 Desember 2017. Acara tersebut akan menjadi acara penyambutan tahun 2018 sekaligus momen dimulainya semangat mengembalikan kejayaan TVRI, dengan tagar #KamiKembali.

Seiring waktu, langkah-langkah Helmy Yahya dan direksi baru TVRI sepanjang tahun 2018 berbuah manis. Berbagai kerjasama telah dilakukan untuk mengembangkan siaran TVRI. Mulai dari Arirang Korea Selatan, RTBF (lembaga penyiaran publik Belgia), China Media Group, hingga PT Bada Rock Nusantara.

Bahkan, stasiun TV edukasi internasional, Discovery Channel, tertarik untuk bekerja sama dengan TVRI. Kerjasama tersebut diungkap oleh Helmy Yahya melalui Instagram pribadinya.

Merombak Program-Program TVRI

Salah satu prioritas kerja Helmy Yahya di TVRI adalah mengemas ulang program-program dengan tampilan yang kekinian. Hal tersebut dibuktikan dari hadirnya beberapa program hasil remake dan program lama hasil restorasi ,mulai dari Ria Jenaka Milenial, Dunia Dalam Berita, Losmen, Siti Nurbaya, hingga serial Oshin dan Little House of The Prairie.

Tak ketinggalan, TVRI juga menyajikan program-program baru. Mulai dari Inspirasi Indonesia, Gue Pancasila, Verifikasi Viral, Jelajah Kopi, Taman Buaya Beat Club, Studio of Stars, dan berbagai acara hasil kerjasama TVRI.

JELAJAH KOPI bersama @milaswan91 , segera di #TVRI #SaluranPemersatuBangsa #KamiKembali#WeFightBack pic.twitter.com/doS6SyILOZ

— TVRI Siaran Nasional (@TVRINasional) 22 Oktober 2018

Pemberitaan TVRI pun juga ikut dirombak. Selain menghadirkan kembali program Dunia Dalam Berita, TVRI juga menggunakan studio 4 yang sudah dirombak mulai Januari 2018 dan mengubah tampilan buletin berita mereka.

Pada tahun 2018 juga, TVRI mulai jor-joran menayangkan berbagai acara olahraga. Salah satu yang terbesar adalah Asian Games 2018, meski harus kebagian “jatah” yang sedikit ketimbang SCTV dan Indosiar. Namun, saat pelaksanaan Asian Para Games, TVRI bisa lebih leluasa menayangkannya.

Selain di ajang olahraga besar, TVRI juga mulai menggenjot konten dari 2 cabang olahraga favorit masyarakat Indonesia, sepakbola dan bulutangkis. Berbagai ajang dari kedua cabang, seperti Carabao Cup, Coppa Italia, All England, dan Sirkuit Nasional, tayang di TVRI sepanjang 2018 hingga Maret 2019.

Tak cukup jor-joran di acara olahraga, TVRI meluncurkan ulang saluran digitalnya, TVRI 4, menjadi TVRI Sport HD. Saluran tersebut sebelumnya memang dikhususkan untuk menayangkan acara-acara olahraga. Namun, karena masih bersifat ujicoba, kebanyakan kontennya adalah siaran ulang. Untuk mengembangkan konten TVRI Sport HD, TVRI bekerjasama dengan Super Soccer dan menayangkan beberapa ajang olahraga di saluran tersebut.

Pembaruan Teknologi Penyiaran

Teknologi penyiaran di TVRI tak luput diperhatikan oleh Helmy Yahya dan jajaran direksi baru TVRI. Sepanjang 2018, sudah ada proses peningkatan teknologi penyiaran agar bisa menghasilkan siaran berkualitas High Definition (HD). Hal tersebut juga dilakukan untuk menyambut pelaksanaan Asian Games 2018 yang digelar di dua kota, Jakarta dan Palembang. Akun Instagram TVRI Nasional memberikan bocoran peralatan baru yang digunakan saat ajang olahraga terbesar di Asia tersebut.

Pembaharuan peralatan juga berdampak pada kualitas siaran. Dikutip dari Nawala Karsa, pada Minggu (9/12/2018), Apni Jaya Putra membuat tweet mengenai perbaikan kualitas siaran TVRI untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Hingga pada 3 hari setelahnya, beliau mengumumkan bahwa daya pemancar TVRI di Jakarta dan sekitarnya dinaikkan menjadi 80 KW.

Terbebas dari kutukan “Disclaimer” BPK

“TVRI ini bolak-balik disclaimer, bertahun-tahun enggak rampung-rampung,” ungkap Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, 23 Mei 2017.

Ungkapan tersebut muncul karena pada tahun 2015, TVRI mendapatkan penilaian disclaimer untuk keempat kalinya. Hal tersebut sudah bisa dikatakan paling buruk dalam jenjang opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

“Ada potensi kerugian negara Rp400 miliar di situ,” kata Harry Azhar Azis, Ketua BPK, dikutip dari Detik.

Bahkan, dari laporan Kompas.com pada 2008 lalu, kondisi TVRI yang sama buruknya saat itu sudah diingatkan oleh wakil presiden kala itu, Jusuf Kalla. di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono periode pertama.

“Seharusnya, TVRI bisa bersaing lebih baik dengan siapa saja. Karena TVRI tidak pernah bicara tentang pengembalian modal, (apalagi) biaya penyusutan. Sedangkan stasiun TV lainnya bicara itu semua. Jadi, jika TVRI tidak baik, tandanya ada kesalahan,” ujarnya kala itu.

Opini dari BPK tersebut diberikan berdasarkan laporan keuangan yang dikirimkan oleh pemerintah, dari masing-masing kementerian dan lembaga negara. Laporan tersebut selanjutnya diaudit untuk memastikan dana dari rakyat dikelola dengan transparan dan akuntabel.

Dalam pemberian opini, audit yang dilakukan bersifat tahunan. Dimulai dari 1 Januari hingga tutup buku pada 31 Desember. Meskipun seluruh transaksi belanja biasanya dihentikan pada tanggal 26 Desember.

Langkah audit yang dilakukan adalah mengecek kesesuaian laporan dengan dokumen serta barang jika itu bersifat pengadaan barang.

Bila sesuai, maka kementerian / lembaga negara akan mendapatkan opini “Wajar Tanpa Pengecualian” (WTP). Namun seandainya ada sedikit kekurangan pada dokumen, maka akan mendapatkan penilaian “Wajar Dengan Pengecualian” (WDP).  Selanjutnya adalah “Disclaimer” atau “Tidak Menyatakan Pendapat” (TMP), yang berarti tidak bisa ditelusuri laporan keuangan yang disajikan. Terakhir adalah “Tidak Wajar”, untuk laporan keuangan yang sepenuhnya salah.

Pada tahun 2018, Helmy Yahya bersama direksi baru mulai memperbaiki administrasi dan laporan keuangan tahun 2017. Hasilnya, pada 31 Mei 2018, TVRI mendapat opini WDP. Kabar gembira tersebut dibagikan melalui Instagram oleh beliau.

Berkunjung ke TVRI Daerah

Satu hal yang mungkin belum pernah saya dengar dari direksi TVRI sebelumnya, yaitu direktur utamanya berkunjung ke kantor TVRI di beberapa daerah di Indonesia.

Mungkin sayanya aja yang tidak tahu, karena direksi yang sebelumnya tidak terlalu terbuka akan kegiatannya di TVRI. Bisa saja, mereka tidak terlalu menggunakan media sosial seperti sekarang. Namun, hal tersebut jelas tidak mungkin bagi seorang Helmy Yahya. Kadung sudah dikenal sebagai figur publik, membuat kegiatannya ingin diketahui masyarakat. Termasuk, saat menjalani tugas sebagai “TVRI 1”.

Helmy Yahya aktif di berbagai media sosial, khususnya Twitter dan Instagram. Selain menunggah foto-foto pribadinya, beliau juga sering mengunggah kegiatannya saat di TVRI. Sepanjang 2018 lalu, saya mengamati banyak foto-foto beliau saat berkunjung ke beberapa stasiun TVRI daerah di Indonesia.

Jika dihitung, beliau sudah mengunjungi setengah dari semua stasiun TVRI yang ada di Indonesia, diantaranya adalah: stasiun Jogja, Maluku, Sumatera Barat, Jawa Timur, Bangka Belitung, Jawa Barat, Bali, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, NTB, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Hitungan tersebut belum termasuk kunjungan beliau yang mungkin belum dipublikasikan via media sosial.

Selama kunjungan tersebut, beliau memberikan pengarahan kepada karyawan-karyawati TVRI, menghadiri peringatan ulang tahun stasiun daerah, bahkan ikut menyumbangkan suara dalam acara musik lokal di TVRI Sumatera Selatan.

“Jadi, saya lebih ke motivatornya. Kami tidak pantas dipandang kecil, because we are so big. Tapi harus mau belajar dan mau mengejar ketertinggalan. Respons dari publik pun sudah mulai mengapresiasi,” ujarnya dalam wawancara dengan IDN Times.

Semangat Baru lewat Logo Baru

Dalam wawancara IDN Times, Helmy Yahya sempat memberi pernyataan soal logo baru.

“Kami pun sedang dalam upaya rebranding untuk mengatasi kesan tua. Sebentar lagi, kami akan memiliki logo dan warna baru. New spirit dan new culture. Itu semua sedang kami kerjakan.”

“Tahun ini kah logo dan warna baru itu akan dikeluarkan?” tanya reporter IDN Times.

“Ya, harus tahun ini,” jawab beliau dalam wawancara pada 2018 lalu.

Ucapan tersebut ternyata benar-benar terbukti. Pada halaman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) di situs web TVRI, terdapat tender pengembangan re-branding TVRI yang dimulai pada 6 Juli 2018. Tender tersebut direncanakan akan menggunakan dana dari APBN 2018 sebesar Rp 989.025.000,00. Tender tersebut dimenangkan oleh PT. Kreatif Global Indonesia, yang dikenal dengan nama DM ID.

Langkah-langkah rebranding yang dilakukan tak hanya soal logo. Channel branding, paket berita, tampilan grafis, hingga konten media sosial, juga turut dirombak. Tak hanya itu, TVRI mengadakan sosialisasi perihal rebranding ke stasiun TVRI daerah.

Semua pekerjaan rebranding TVRI akhirnya mencapai puncak pada acara “Konser Menggapai Dunia” pada Jumat kemarin (29/3/2019), yang diadakan di Auditorium TVRI, Senayan, Jakarta. Salah satu bagian dari rebranding adalah pergantian logo TVRI yang resmi beliau luncurkan. Peluncuran logo baru juga dilakukan secara serentak di 29 stasiun penyiaran daerah.

“Kita sekarang memasuki era digital yang tak bisa dielakkan. Karena itulah, logo TVRI berbentuk bulatan besar yang menggambarkan dunia dan bulatan kecil yang menggambarkan Indonesia. Logo baru ini menekankan bahwa Indonesia adalah bagian dari dunia” kata beliau saat memperkenalkan logo baru TVRI.

Tak terasa, sudah 2 tahun sang “Raja Kuis Indonesia” menduduki singgasana TVRI 1. Tentu saja, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan agar TVRI bisa kembali dipercaya oleh masyarakat Indonesia sebagai tontonan alternatif di tengah kondisi pertelevisian Indonesia yang kian hari tidak memperhatikan kepentingan publik. Kita lihat saja perkembangan selanjutnya dari beliau dan armada TVRI-nya hingga 2022 mendatang.