Ternyata, gak se-ideologis yang saya kira. Tapi, jawaban mereka menarik juga.

Sejak akhir Maret hingga awal April lalu, hampir semua karyawan di tempat kerja saya harap-harap cemas. Gimana nggak, mereka sedang menunggu hasil negosiasi kenaikan gaji yang dilakukan oleh rekan-rekan mereka di serikat pekerja dengan pihak perusahaan.

Di hari negosiasi akhir itu akan dilakukan, beberapa pengurus serikat pekerja menggelar aksi “solidaritas” di depan kantor. Mereka membagikan pita hitam kepada karyawan lain untuk dikenakan pada pakaian kerja mereka.

“Ini sebagai bentuk berkabung untuk perusahaan kita yang masih nggak mau menaikkan gaji sesuai ketetapan pemerintah”, kata anggota serikat pekerja yang memberikan pita hitam kepada saya.

Alasan tersebut terdengar “sangat berpihak pada karyawan”. Sayang, kesan tersebut menjadi buyar karena ulah dedengkot mereka ketika menemui saya beberapa menit sebelum pemberian pita. Kebetulan, orang tersebut menjadi salah satu perwakilan serikat dalam negosiasi tersebut.

“Dek, kamu anggota SP (serikat pekerja) bukan?” tanya G (nama inisial orang tersebut) kepada saya yang baru saja sampai di kantor.

“Nggak pak, emang kenapa?”

“Kenapa nggak ikut SP?”

“Hmmm yahh nggak aja,” jawab saya yang kala itu belum bisa diajak obrolan serius karena belum sarapan.

“Oh ya sudah kalo gitu,” jawab G dengan ketus.

Saya kemudian beranjak untuk melakukan absensi dan menyimpan tas di loker. Karena perut terus menuntut untuk diisi, saya akhirnya kembali ke luar kantor untuk mencari makan.

Saat saya tiba di pintu gerbang, aksi solidaritas tersebut baru saja dimulai. Saat G melihat saya, dia tiba-tiba memberi komando kepada anggota yang sedang membagikan pita hitam.

“Pitanya cuma buat anggota SP aja!”

Saya, yang saat itu ada di samping mereka, nyengir sesaat mendengar ucapan tersebut. “Jadi, pergerakan serikat pekerja tuh cuma buat anggota doang?” pikir saya saat itu.

Ah, daripada mikirin ucapan diskriminatif itu, mendingan saya makan nasi. Bodo amat sama komando si dedengkot itu, toh pada akhirnya saya dapet juga pita hitamnya.

Bagi saya, sebagai lulusan D3 yang baru 1,5 tahun mengecap dunia kerja, pergerakan serikat pekerja (bisa disebut juga serikat buruh) mungkin 11:12 dengan pergerakan HIMA jurusan yang saya ikuti waktu kuliah dulu.

Bedanya, keikutsertaan saya di HIMA karena diwajibkan, sehingga mau nggak mau saya ikut berkontribusi. Sedangkan serikat pekerja tidak. Tetapi intinya mereka sama-sama memperjuangkan aspirasi, baik yang menjadi anggota ataupun bukan.

Meski manfaat lebihnya baru terasa ketika menjadi anggota, seharusnya karyawan yang belum menjadi anggota minimal dapat merasakan dampak positif dari kegiatan yang dilakukan oleh serikat pekerja. Memangnya dengan tidak menjadi anggota serikat pekerja, saya otomatis mendukung kebijakan perusahaan gitu?

Opini saya tersebut kemudian mengerucut jadi sebuah pertanyaan: “kira-kira gimana yah pendapat pekerja muda lainnya tentang serikat buruh di Indonesia?”

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya membuat survei yang dipublikasikan di berbagai grup chatting di LINE, Whatsapp (grup keluarga besar tidak termasuk), hingga media sosial.

Selama 1 minggu lebih pengumpulan responden, ternyata saya cuma bisa ngumpulin 8 orang aja. Gapapa deh, setidaknya hampir semua responden memiliki pendapat yang menarik untuk saya angkat di artikel kali ini. Meski begitu, hasil survei yang saya tulis di artikel ini merupakan gambaran kasar seputar pekerja muda di Indonesia. Jadi, nggak bisa dijadikan patokan resmi soal pendapat semua pekerja muda se-Nusantara.

Oh iya, dalam artikel ini serikat buruh dan serikat pekerja maknanya sama kok. Makna buruh saat ini sudah bergeser ke makna negatif, seolah pergerakan buruh menimbulkan kerugian bagi ekonomi. Padahal di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, maknanya sama aja kok.

Oke, berikut ini pendapat dari responden survei saya soal serikat buruh:

Mega (21 tahun), karyawan perusahaan tekstil

Saat ini, Mega sudah mengabdi di sana selama 2 tahun. Tempat dia bekerja memiliki 2 serikat pekerja dan hampir 95% karyawannya terdaftar menjadi anggota. Namun, dia tidak termasuk dalam 95% tersebut.

Menurutmu, serikat pekerja / serikat buruh itu apa sih?

Sebuah organisasi yang melindungi hak – hak pekerja agar tetap sesuai dengan Undang-Undang, serta menjaga keamanan dan ketertiban dalam menyampaikan aspirasi antara pihak perusahaan dengan pihak pekerja.

Lalu, menurutmu kegiatan mereka ngapain aja?

  1. Menyelesaikan konflik antara pekerja dan perusahaan.
  2. Ikut serta dalam mengambil keputusan mengenai peraturan kerja bersama.
  3. Membantu menyelesaikan administrasi anggotanya.
  4. Mengadakan musyawarah untuk melaksanakan program kesejahteraan pekerja.

Pernah gak kamu diajak untuk bergabung?

Ya

Apa serikat pekerja di tempatmu menarik perhatian kamu?

Tidak

Kenapa kamu ga ikut serikat pekerja?

Jabatan saya mengharuskan berada diantara membela perusahaan dan pekerja, sehingga jika saya mengikuti serikat, saya akan tidak balance dalam mengambil keputusan.

Dengan skala 1-10, berapa nilai dari kamu untuk serikat pekerja dalam hal memperjuangkan aspirasi dan hak kamu sebagai pekerja muda?

8

Alasannya?

Nilai 8 sudahlah sangat cukup untuk menggambarkan betapa baiknya serikat pekerja dalam menyampaikan aspirasi, atau memperjuangkan hak – hak pekerja.

Haris (26 tahun), PNS

Haris adalah salah satu lulusan S1 yang baru saja lolos seleksi CPNS 2019 di sebuah lembaga pemerintah. Karena masih “pegawai baru”, maka Haris harus menunggu rekrutmen anggota serikat pekerja yang diadakan setiap setahun sekali.

Menurutmu, apa serikat pekerja di tempat kamu menarik perhatianmu?

Ya

Pernah gak kamu diajak oleh anggota serikat pekerja untuk bergabung dengan mereka?

Ya

Ada rencana untuk bergabung dalam waktu dekat ini?

Ya

Apa kegiatan-kegiatan yang kamu harapkan bisa diadakan oleh serikat pekerja di tempat kerjamu?

Membuat Focus Group Discussion mengenai pentingnya serikat pekerja. Sebaiknya, pergerakan mereka tidak hanya terfokus pada kesejahteraan dan isu-isu buruh yang bersifat pragmatis. Perlu dipikirkan juga gimana buruh/pekerja Indonesia bisa bersaing dengan TKA (Tenaga Kerja Asing) yang mulai merambah ke seluruh sektor perekonomian

Apa harapanmu kepada serikat pekerja?

Lebih konsentrasi terhadap peningkatan SDM buruh itu sendiri agar bisa bersaing di era Industri 4.0

Meigi (21 tahun), pekerja media kreatif

Lulusan SMK satu ini telah 1 tahun meniti karir di tempat kerjanya sekarang.

Serikat pekerja / serikat buruh itu apa sih?

Perkumpulan karyawan pada suatu lembaga/perusahaan

Menurutmu kegiatan mereka ngapain aja?

Sebagai penyalur aspirasi karyawan kepada lembaga/perusahaan

Di tempat kerja kamu ada serikat pekerja / serikat buruh?

Tidak

Hmmm kita beralih ke responden lain aja deh …..

X (23 thn), karyawan perusahaan jasa dan layanan

Responden satu ini tidak mau namanya dimuat dalam artikel ini. Untuk itu, saya memberi inisial X pada responden satu ini. X merupakan lulusan S1 yang baru saja menyandang gelar “fresh graduate”.

Apa kamu merasa aspirasimu selama ini didengar oleh tempat kerja kamu sekarang ini?

Mungkin

Menurutmu, apa itu serikat pekerja / serikat buruh?

Komunitas yg menaungi dan memperjuangkan hak pekerja atau buruh

Setahu kamu, kegiatan mereka ngapain aja setahu kamu?

Membantu buruh yg mengalami diskriminasi oleh perusahaan. Berusaha untuk menyuarakan dan memperjuangkan hak pekerja

Berapa nilai dari kamu untuk serikat pekerja dalam hal memperjuangkan aspirasi dan hak kamu?

5

Hmmm kenapa kamu ngasih segitu?

Soalnya diperjuanginnya kebanyakan melalui aksi demo sih 🙁

Di tempat kerja kamu ada serikat pekerja / serikat buruh?

Nggak tahu

Kalo kamu saat ini belum gabung serikat pekerja, ada rencana untuk bergabung dalam waktu dekat ini?

Mungkin

Apa harapan kamu sebagai pekerja muda kepada serikat pekerja?

All the best lah. Kalo perlu ga usah pake demo gitu, biar lebih elit aja. Jadi, kesannya kita nggak minta hak melulu tapi kewajiban kita juga blm terpenuhi. Malah jadi blunder nantinya kan 🙁

Y (24 thn), karyawan perusahaan otomotif

Responden satu ini juga nggak mau dimunculkan namanya dalam artikel ini. Sebut saja responden ini dengan Y. Dia merupakan lulusan Diploma dengan pengalaman kerja 1 tahun.

Apa sih serikat pekerja / serikat buruh menurutmu?

Pejuang hak buruh

Berapa nilai yang kamu kasih untuk serikat pekerja dalam hal memperjuangkan aspirasi dan hak pekerja muda?

8

Kenapa?

Ada beberapa hal yg serikat buruh belum bisa memperjuangkan aspirasi dan hak buruh dengan tepat pada manajemen

Di tempat kerja kamu ada serikat pekerja / serikat buruh?

Ya

Apa kamu bergabung menjadi anggota serikat pekerja / serikat buruh? Dan mengapa?

Tidak, karena tidak diwajibkan

Ada rencana untuk bergabung dalam waktu dekat ini?

Tidak

Kamu pernah diajak oleh mereka untuk bergabung?

Tidak

Apa saja isu-isu ketenagakerjaan yang sudah atau sedang diperjuangkan oleh serikat pekerja di tempat kerjamu?

Yang diperjuangkan itu soal adanya pekerja yang dibayar di bawah UMR, keadilan dalam kontrak kerja, isu keselamatan tempat kerja (K3), kesehatan mental pekerja, lingkungan kerja yang baik, serta soal BPJS.

Isu tenaga kerja asing (TKA) dan adanya PHK karena digitalisasi juga sama (diperjuangkan), tapi ga terlalu disuarakan.

Apa kegiatan serikat pekerja yang kamu harapkan bisa diadakan di tempat kerjamu?

Mengadakan pelatihan kewirausahaan

Apa harapan kamu kepada serikat pekerja?

Memperjuangkan hak buruh dengan memperhatikan prioritas dan memperjuangkan dengan metode yg tepat

Z (23 tahun), karyawan perusahaan otomotif

Lulusan Diploma dengan pengalaman kerja 2 tahun ini tidak menjadi anggota serikat pekerja. Katanya sih, serikat pekerja di tempatnya bekerja “hanya sekadar formalitas”. Oh iya, responden satu ini saya sebut dengan inisial Z karena yang bersangkutan nggak mau ditampilin namanya.

Menurutmu kegiatan serikat pekerja ngapain aja?

Penampung dan penyalur aspirasi pekerja

Berapa nilai dari kamu untuk mereka dalam hal memperjuangkan aspirasi dan hak pekerja muda?

9

Kenapa kasih nilai segitu?

Karena serikat pekerja (seharusnya) merupakan elemen penting di dalam perusahaan.

Ada rencana untuk bergabung dalam waktu dekat ini?

Tidak

Alasannya?

Di tempat saya bekerja, serikat pekerja hanya ada serikat pekerja internal yg tetap saja masih dimotori oleh manajemen, sehingga serikat pekerja disini hanya formalitas dan tdk terlihat kontribusi yg diberikan, karena dibungkam. Jadi pekerja disini hanya bisa legowo

Apa aja isu-isu ketenagakerjaan yang diperjuangkan oleh serikat pekerja di tempat kerjamu?

Ga ada sama sekali….

Apa kegiatan-kegiatan yang kamu harapkan bisa diadakan oleh serikat pekerja di tempat kerjamu?

Kegiatan yg terlihat efeknya, dan berpengaruh bagi pekerja di dalamnya

Apa harapan kamu kepada serikat pekerja?

Terbebas dari kontribusi manajemen aja dulu, jadi federasi yg bebas

Temuan Menarik dari Survei

Dari semua jawaban yang diberikan oleh responden survei, saya menemukan hal-hal menarik.

Pertama, semua responden tidak bergabung menjadi anggota serikat pekerja. Alasannya beragam, tetapi tidak terlalu ideologis. Mulai dari masalah teknis, hingga ketidaktahuan mereka akan serikat pekerja itu sendiri.

Grafik dari Google Form

Kedua, saat ditanya kemungkinan untuk bergabung, kebanyakan responden menjawab mungkin. Bisa jadi, mereka sekarang ini tidak terlalu memikirkan keanggotaan mereka di serikat pekerja. Mereka bisa jadi ingin mengembangkan pengalaman kerja terlebih dahulu.

Grafik dari Google Form

Itu artinya, kaderisasi yang dilakukan oleh serikat pekerja belum efektif dalam menarik minat pekerja muda untuk bergabung. Mungkin, hal tersebut karena fokus serikat pekerja selama ini tidak terlalu memikirkan kaderisasi, karena keanggotaannya sendiri bersifat sukarela.

Hal menarik lainnya saya temukan saat menanyakan isu-isu ketenagakerjaan. Hampir semua responden merasa serikat pekerja di tempat mereka bekerja tidak memperjuangkan penghapusan sistem kerja outsourching.

Grafis dari Google Form

Kok bisa? Padahal, selama ini isu tersebut menjadi salah satu isu utama yang selalu digaungkan saat demo buruh. Bahkan, penghapusan sistem kerja yang muncul karena UU Ketenagakerjaan itu sudah menjadi salah satu poin kontrak politik yang diteken oleh beberapa serikat pekerja kepada salah satu calon presiden dalam Pilpres 2019.

Mengapa para pekerja muda ini tidak tahu, padahal mereka bisa jadi berpeluang menjadi korban sistem kerja tersebut? Jawabannya beragam. Berdasarkan survei, mayoritas jawabannya karena kurangnya edukasi soal sistem kerja tersebut kepada pekerja muda dan serikat pekerja yang hanya sekedar formalitas.

Grafis dari Google Form

Terakhir, hampir semua responden merasa pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat otomatisasi yang dilakukan perusahaan tidak terlalu diperjuangkan oleh serikat pekerja. Hal ini menjadi peringatan bagi serikat buruh di Indonesia, karena saat ini dunia kerja di negara kita masih banyak diisi oleh industri padat karya, atau yang masih membutuhkan manusia.

Grafis dari Google Form

Persaingan usaha saat ini menuntut hasil yang baik dengan biaya produksi serendah-rendahnya. Dan kelemahan industri padat karya adalah besarnya biaya produksi yang dihasilkan karena harus mengupah tenaga kerja.

Kesimpulan

Kebanyakan pekerja muda belum terlalu memikirkan keikutsertaan dalam serikat pekerja. Mereka memang belum diajak bergabung oleh anggota serikat pekerja. Tetapi, alasan utama mereka tidak bergabung bisa jadi karena hendak mencari pengalaman kerja terlebih dahulu di awal-awal mereka memasuki dunia kerja.

Meski begitu, mereka menunjukkan ketertarikan untuk bergabung dengan serikat pekerja. Hal tersebut bisa dilihat dari pendapat mereka soal serikat pekerja dan kegiatannya dalam survei yang saya lakukan. Kesempatan inilah yang seharusnya dimanfaatkan serikat pekerja agar siklus kaderisasi tidak mentok pada karyawan yang sudah lama mengabdi di tempat kerja.

Oh iya, karena sifat pekerja muda saat ini yang dikenal kutu loncat, maka sebaiknya serikat pekerja memberikan pemahaman soal isu-isu ketenagakerjaan terlebih dulu, ketimbang mengajak mereka untuk bergabung dan melakukan aksi yang bisa saja bukanlah aspirasi mereka.

Bimbingan dalam menghadapi dunia kerja yang sebenarnya, itulah yang dibutuhkan oleh para pekerja muda saat ini. Bimbingan tersebut sangat diperlukan agar para pekerja muda tidak terjebak dalam sistem dunia kerja yang semakin ke sini semakin menguntungkan segelintir orang saja.