Blunder Presiden Jokowi mengenai perbedaan mudik dan pulang kampung masih hangat dalam memori kita. Pernyataan beliau pada 22 April 2020 dalam acara Mata Najwa menjadi bulan-bulanan para ahli maupun non-ahli.
Selain dari Jokowi, tentu kita pun masih ingat dengan blunder Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang memperkenalkan kalung yang digadang-gadang dapat menangkal virus Corona.
Tak hanya di lingkaran pemerintah, kita juga pernah dibuat heran oleh selebgram Dinda Hauw yang (katanya) gak bisa masak mie instan. Pada akhirnya, yang bersangkutan mengaku hal tersebut hanya prank semata.
Walaupun kita semua tahu betapa absurdnya ketiga hal di atas, media menerima ujaran-ujaran tersebut dengan tangan terbuka. Sesuatu yang dilakukan figur publik adalah mangsa empuk bagi industri media, baik untuk diolok-olok ataupun dibesar-besarkan.
Media kita, terutama media daring, begitu intrusif jika berhubungan dengan pribadi seseorang. Saking intrusifnya, saya jadi teringat akan novel 1984-nya George Orwell dan sosok mahatahu di dalamnya, “Big Brother”.